Kendari – Pemerintah Kota Kendari kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun kehidupan sosial yang harmonis dan toleran. Hal ini ditunjukkan melalui peresmian Gedung Gereja Gepsultra Jemaat Mepokoaso yang berlokasi di Jalan Suprapto, Kelurahan Puuwatu, Kecamatan Puuwatu, pada Sabtu, 12 April 2025.
Peresmian ini ditandai secara simbolis oleh Wali Kota Kendari, dr. Hj. Siska Karina Imran, SKM, yang melakukan penandatanganan prasasti serta pengguntingan pita, menandai dimulainya secara resmi pemanfaatan gedung gereja tersebut oleh jemaat. Turut hadir dalam kegiatan ini Pj. Sekretaris Daerah Kota Kendari Amir Hasan, S.TP., S.H., M.Si, unsur Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta jemaat Gereja Mepokoaso.
Dalam sambutannya, Wali Kota Kendari menegaskan pentingnya keberadaan rumah ibadah dalam membentuk masyarakat yang religius, damai, dan seimbang secara spiritual.
“Gereja bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pembinaan moral dan spiritual bagi umat Kristiani. Saya berharap, Gereja Jemaat Mepokoaso bisa menjadi pilar dalam membina umat sekaligus membantu pemerintah menjaga kedamaian antarumat beragama di Kota Kendari,” ujar Siska.
Menurut Wali Kota, kedamaian dan ketentraman Kota Kendari hanya dapat tercipta apabila seluruh elemen masyarakat menjaga dan memelihara nilai-nilai kebersamaan, toleransi, serta saling menghargai satu sama lain.
“Walau berbeda keyakinan, kita tetap satu tujuan: membangun Kota Kendari yang aman, rukun, dan sejahtera. Nama ‘Mepokoaso’ sendiri adalah simbol persatuan — ini selaras dengan semangat yang kita bangun bersama,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Kendari senantiasa membuka ruang dialog dan kolaborasi lintas agama dalam mewujudkan Kota Layak Huni yang Semakin Maju, Berdaya Saing, Adil, Sejahtera, dan Berkelanjutan, sebagaimana tertuang dalam visi misi pemerintahan saat ini.
Gedung Gereja Jemaat Mepokoaso yang baru diresmikan ini dibangun dengan semangat gotong royong jemaat dan dukungan dari berbagai pihak. Kehadirannya tidak hanya menjadi kebanggaan umat Kristiani di Puuwatu, tetapi juga menjadi simbol persatuan antarumat di Kota Kendari.
Pemerintah juga berharap seluruh tokoh agama terus bersinergi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas sosial dan menciptakan suasana damai yang kondusif menjelang tahun-tahun politik dan pembangunan jangka menengah 2025–2029.
Acara peresmian berlangsung dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, ditutup dengan doa bersama serta ramah tamah antara pemerintah dan jemaat. Suasana ini mencerminkan wajah Kota Kendari yang toleran, inklusif, dan menghargai keberagaman. (ADV)
